SUARA INDONESIA

Masa Pandemi, Tingkat Perceraian di Banyuwangi Menurun

Gito Wahyudi - 22 September 2020 | 16:09 - Dibaca 5.30k kali
Peristiwa Daerah Masa Pandemi, Tingkat Perceraian di Banyuwangi Menurun
Suasana pelayanan di Pengadilan Agama Banyuwangi. Tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Selasa (22/9/2020). (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/Suaraindonesia).

BANYUWANGI - Angka perceraian di banyuwangi menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Pengadilan Agama (PA) Banyuwangi, jumlah perceraian memasuki tujuh bulan masa pandemi ini mengalami penurunan hingga 50 persen.

Panitera PA Banyuwangi Subandi menyampaikan mulai Maret hingga Selasa (22/9/2020) jumlah perkara cerai mencapai 2.693 perkara. "Cerai talak 801 sementara cerai gugat ada 1.892," tuturnya saat dikonfirmasi suaraindonesia.

Subandi mengatakan pada masa pandemi ini justru menurun ketimbang tahun sebelumnya. "Tahun kemarin dari Maret sampai September 2019 perkara yang kami terima 4.491. Turunnya separuh dibandingkan tahun ini," sambungnya.

Menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi penurunan ini. Pertama karena imbas corona yang melumpuhkan semua sektor.

"Kedua, mungkin saja orang itu introspeksi diri. Daripada bercerai lebih baik rukun lagi, karena kondisi ekonomi seperti ini," prediksinya.

Ia menerangkan, untuk di tahun 2020 ini terhitung pada bulan Maret perkara gugatan yang diterima PA Banyuwangi ada 480, sedangkan permohonan ada 86. Bulan April 381 gugatan dan 49 permohonan. Mei 191 gugatan dan 30 permohonan. Juni ada 685 gugatan, 148 permohonan.

"Dari Juli hingga September ini stabil. Penurunan terjadi pada April dan memasuki Ramadhan pada bulan Mei. Setelah hari raya pada bulan Juni kembali naik," bebernya.

Rata-rata, kata Subandi, perceraian terjadi karena faktor ekonomi. Paling banyak di Kecamatan Muncar sedangkan yang paling rendah di wilayah kota.

"Paling banyak mengajukan itu justru dari istri. Rata-rata nafkah istri ditelantarkan. Faktor lain juga kerana pihak ketiga seperti perselingkuhan," ucapnya.

Subandi berharap agar masyarakat Banyuwangi jangan mudah bercerah. Karena dampak percerain ini sangat besar. Selain berdampak kepada pendidikan dan psikologi anak juga pada ekonomi.

"Ketika ada persoalan dalam rumah tangga duduk bersama dan diselesaikan secara baik-baik. Dulu bisa kenapa sekarang tidak. Bagaimanapun keluarga adalah segala-galanya," imbaunya.


Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gito Wahyudi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV